0004.jpg

Kontol orang negro memang tiada dua nya saat aku udah lulus berasal dari SMA aku segera melanjutkan pembelajaran di New York. Dan disana aku tinggal di suatu apartemen milik saudar jaiuhku dan tersedia 1 orang jakarta juga yang tinggal dan menjadi meringankan biaya juga biar irit. Sebenarnya aku mampir ke sini dengan bersama pacarku, Widya, tetapi dia tinggal di apartemen lain bersama dengan teman-temannya, sebab orang tua bukan setuju kita masih pacaran tinggal di dalam satu tempat tinggal. Namun kadang-kadang terkecuali tersedia kesempatan kita kerap diam-diam lakukan interaksi kelamin, terutama bila kamar masing-masing bukan tersedia. Aku jadian dengannya udah semenjak kelas 3 Sma, dan mulai berhubungan bersama badan semenjak di sini. Dia seorang berparas cantik bagaikan seniman-seniman Asia Timur, berkulit putih higienis, tinggi lebih kurang 165 cm, badan langsing dan padat, lurus panjang sedada dicat merah.

Kita melewati hari-hari kuliah dan kehidupan muda-mudi di sana bersama gembira hingga akhir th 1998 yang lalu. Waktu tersebut di sana udah mulai kondisi Natal, teman-teman yang telah terhitung pulang sekamar-ku, aku dan Widya pun bersiap-siap akan pulang liburan juga. Namun gara-gara kehabisan tiket pesawat ke Indonesia kita tunggu seminggu sesudah itu. Roomate-Ku pulang paling awal sebab kebetulan ibunya sakit. Sehabis pergi sambil menanti lepas kepulangan kita, Widya kerap ke apartemenku lebih-lebih menginap di sini, sementara tersebut juga telah pulang. Lebih dari satu hari sebelum pulang. Aku dan Widya pulang berasal dari taman hiburan terhadap larut malam, kita hingga di apartemenku kira-kira jam 10 malam. Kala tersebut area di kurang lebih sana udah sepi, aku masuk dan mengakses pintu. kita begitu terkejut ruang tamu berantakan layaknya habis tersedia lihat pencuri, dan kudengar melodi gaduh di kamarku Langsung aku ke sana bersama dapur memeriksa dapur untuknya. Pintu kamar kudobrak namun belum sempat aku sadar apa-apa udah dipukul berasal dari belakang hingga kelenger.

Aku sadar apa-apa pada akhirnya hingga aku merasa diriku digoncang-goncang seseorang, aku tersadar dan menemukan diriku sendiri di dalam situasi bukan ditentukan di suatu kursi dan mulutku disumpal supaya kain bukan mampu bersuara. aku seorang pria negro di depanku yang menyuruhku bangun, orangnya berbadan tinggi besar dan menonton plontos. Dan satu orang kembali juga negro berbadan agak gemuk. Yang membuatku panas adalah si negro gendut tersebut tengah duduk di pinggir sebelah sebelah ranjangku sambil memangku Widya yang sementara tersebut tinggal menggunakan BH dan celana di dalamnya saja.

@

0036.jpg

Widya minta menangis. Namun si gendut tersebut bukan menariknya, dia meremas-remas payudara Widya yang masih terbungkus BH tersebut, menjilati lehernya, lalu berkata, “Diam, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu, nurut saja terkecuali mau selamat!”. Dan si botak berkata kepadaku, “Hei, telah bangun ya, pacarmu boleh juga, kita pinjam dia sebentar ya, baru pergi”, dia berkata sambil sambil-nepuk pipiku, aku mau berontak namun tak sanggup apa-apa. Lalu dia mendekati Widya dan berkata, “Ok, sayang, ini waktunya pesta, ayo kami bersenang-suka!” Dia menyuruh Widya ayak untuk menerapkan dan menyuruhnya membukakan celananya lalu mengulum batangnya.

Cerita dewasa Sambil menangis Widya memohon belas kasih, “Jangan.. tolong jangan perkosa saya, ambil saja seluruh barang di sini!” belum selesai berkata tiba-tiba, “Pllaakk..” si botak menyebabkan pipinya dan menjambak, bersama dengan memaksa Widya ayak perlu dibayar, “Masukkan ke di dalam mulut, hisap atau saya bunuh!” Terpaksa bersama putus harapan Widya terhubung celananya dan begitu dia turunkan celana dalamnya tampak hitam panjang berwarna hitam, tanpa sementara yang cepat langsung memasukkan benda tersebut ke mulut Widya, batang besarnya bukan bisa sepenuhnya masuk gara-gara amat hiperbola, bersama dengan kasar dia memaju-mundurkan kepala widya.

temannya yang gendut juga bukan tinggal diam, sesudah dia melepaskan seluruh pakaiannya berdiri di samping Widya, menyuruh Widya mengocokkan batang perilakunya bersama tangan, batang si gendut bukan bersama dengan teman, tetapi diameternya lumayan disesuaikan bersama dengan tubuhnya. Sekarang Widya di dalam posisi ayak bersama video mulut dijejali si botak dan tangan kanannya mengocok batang si gendut.

“Emmhh.. sahih-sahih enak emutan gadis Asia, lain berasal dari yang lain”, kata si botak. “Iya, kocokannya juga enak banget, tangan halus nih”, timpal yang gendut. Si botak kelanjutannya ejakulasi di mulut Widya, cairan putih kental mencukupi mulut Widya meneteskan di pinggir layaknya vampir baru darah, dan Widya menjalankan semuanya dikarenakan takut ancaman mereka. Sehabis mereka melepaskan BH dan CD Widya agar dia sahih-sahih telanjang sekarang, tampaklah payudara 34b-Nya dan bulu-bulu persembahannya yang lebat. Kali ini si gendut duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Widya berjongkok di sambil memijit batang hadiah bersama dengan payudaranya. Widya terpaksa menggesek-gesekkan payudaranya terhadap selagi menjilati ujung batangnya agar si gendut menyukai keenakan. Selagi tersebut si botak merupakan kasus di bawah video Widya dan menjilati liang video sambil menusuk-nusukkan jarinya ke liang video tersebut.

kurang lebih 10 menit dikocok, si gendut memuncratkan maninya dan cuci paras dan juga payudara Widya. Kali ini dia telah tak tahan bersama dengan rasa cairan tersebut, agar dia memuntahkannya. Memirsa tersebut si gendut menjadi gusar, dia lalu menjambak rambut Widya dan kredit pipinya hingga dia jatuh ke ranjang, “Pelacur, tidak cukup ajar, berani-beraninya membuang air maniku.. kalo sekali kembali begitu kurontokkan gigimu, dengar tersebut!” bentaknya. Kemarahanku bangkitanku diperlakukan begitu, aku meronta-ronta di kursiku tapinya terlampau kencang gara-gara semata-mata mampu memicu kursi tersebut bergoyang-goyang. Menonton reaksiku si gendut berkata, “Kenapa? anda bukan menerima ya pacarmu kita pinjam, namun sayang sekarang anda bukan mampu ngapa-ngapain, menjadi jangan macem-macem ya, ha.. ha.. ha..!” Mereka lagi menggerayangi tubuh Widya, kali ini si gendut mengakses lebar pahanya dan memasukkan batang kejantanannya ke liang video Widya. Batang besar yang besar tersebut dimasukkannya bersama paksa ke liang sita Widya yang masih sempit, supaya berasal dari paras Widya terlihat dia menghambat sakit yang terlalu benar-benar. Saat tersebut si botak bersama dengan ganasnya beradu lidah bersama Widya sambil ikut turut bekerja memilin-milin putingnya. Si gendut memaju-mundurkan pantatnya bersama cepat. Selama sebagian menit kelanjutannya badan Widya secara refleks memeluk si botak yang tengah menjilati payudaranya, dia mengalami orgasme pada akhirnya melemas ulang.

“He.. he.. he.. Baru kali ini kan loe ngerasain pria Negro, gimana rasanya enak bukan, jawaabb..!” bentak si gendut sambil menarik. Gara-gara takut mereka semakin gila, terpaksa bersama dengan berlinang air mata dia menjawab, “E.. e.. enak, enak sekali!” “Jawab lebih keras sehingga pacar loe dengar pengakuan loe!” kata si botak. “Iya, saya bahagia sekali bercinta bersama dengan kalian”, dijadikan bersama lebih keras. “Tuh, anda dengar kan, apa kata pacarmu, dia senang terhadap kita, ha.. ha.. ha..!” ejek mereka. hatiku sahih-sahih serasa mau meledak tetapi aku bukan mampu apa-apa. Lantas si botak mengakibatkan posisi tubuh Widya gaya posisi anjing, masukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm ke pantatnya sampai terbenam secara total, lalu dia menariknya ulang dan bersama dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda keras di pantat, Wi sampai kaget dan kaget hingga tiba-tiba teriakan panjang , “Aaahh..! Berhenti, kumohon jangan!” Mereka berdua malah tertawa-tawa memirsa hal tersebut. Si gendut menimpali, “Sstt, tenang sayang, jangan terlampau ribut, kalo tersedia orang masuk berdua celaka nanti!” Sekarang Widya tengah beraktivitas si gendut kala si botak menggenjotnya berasal dari belakang.

Payudaranya yang dipertontonkan tersebut juga dimainkan oleh mereka berdua. Bukan lama si botak ejakulasi sebab sangat sempit. Berasal dari mulut Widya yang dipenuhi batang video yang besar tersebut cuman terdengar, “Emhh.. emhh.. emmhh!” berganti posisi kembali, kali ini si botak memangku Widya bersama membelakanginya dan menancapkan batang video mereka ke liang video Widya. Dia mendorong pantatnya naik turun, dan Widya pun tanpa teras, turut mengikuti irama mobilitas si gendut. Si botak mengambil sekaleng bir berasal dari kulkas dan menyiramkannya ke tubuh Widya lalu menjilat-jilat tubuh bersama mulus tersebut. Si gendut juga sambil bergoyang menjilati leher jenjang Widya, lidah si botak lalu bermain sambil bermain-main bersama dengan meremas-remas kenyal padat tersebut.

Sesudah si gendut selesai bersama gaya pangkuannya, tentukan si botak belum senang. Dia memiringkan tubuh Widya mengangkat kaki kanan Widya ke bahunya dan mulai menancapkan tusukan-tusukan mautnya di liang anak Widya. Dia sakit ditambah nikmat tersebut bersama menggigit kain bantal, wajahnya yang udah penuh air mata dan memar bekas tamparan tersebut bukan mengakibatkan iba kedua bajingan tersebut, si botak tanpa kenal ampun berkali-kali menghujamkan senjatanya bersama dengan tenaganya. Temannya yang gendut tersebut juga menjilati payudara Widya, lidahnya bermain-main di putingnya.

Kelanjutannya Widya kelenger dikarenakan kehabisan tenaga. Mereka membuang mani mereka di tubuh mulus dan meratakannya sampai mengkilap. Yang lebih kejam kembali si botak malah mengencingi tubuh yang telah bukan berdaya kembali. Sehabis tersebut mereka berkata padaku, “Hei, kita kembalikan tuh pacarmu, dia cantik tetapi sayang terlampau lemah, baru segitu saja telah kelenger, namun kita memadai bahagia juga kok serupa servisnya, thank you man, bye..” Mereka pun menghilang di bayangan malam dengan hasil jarahannya. Kasihan sekali nasib Widya semenjak malam jahanam tersebut, dia kerap termenung dan menangis sendirian.

Sepulangnya ke Jakarta dia juga bukan mau lagi kembali ke New York. Terpaksa kuliahnya dilanjutkan di Indonesia saja. Memang lewat terapi intensif, dia mulai sanggup ulang berteman layaknya biasa. Namun dia masih trauma terhadap orang negro, saksikan negro di film pun dia kadang merasa agak kaget. Untung aku dan keluarganya tetap mencermati dan masih mau terima apa adanya. Yang merupakan pelakunya belum tertangkap, dan semenjak itupun pindah apartemen supaya bukan amat terpikir terhadap moment nahas tersebut. Dan memang kabarnya area tersebut memang kondusif gara-gara lokasinya bukan jauh berasal dari area mangkalnya geng-geng dan bukan begitu. Aku sekedar berharap sebuah hari kedua bajingan tersebut didapat dan mendapat sanksi seberat-beratnya.